Pragmatik dalam Komunikasi Sehari-hari

0 Comments

Pengertian Pragmatik

Pragmatik adalah salah satu cabang linguistik yang mempelajari bagaimana konteks mempengaruhi makna komunikasi. Berbeda dengan sintaksis atau semantik yang fokus pada struktur bahasa dan makna literal, pragmatik lebih menekankan pada interaksi sosial dan situasi di mana komunikasi berlangsung. Dalam kehidupan sehari-hari, pragmatik berperan penting dalam memahami dan menyampaikan pesan dengan cara yang tepat.

Pentingnya Konteks dalam Berkomunikasi

Salah satu aspek paling krusial dalam pragmatik adalah konteks. Konteks mencakup latar belakang, situasi, dan hubungan antara pembicara dan pendengar. Misalnya, ketika seseorang menawarkan bantuan kepada teman yang tampak kesulitan, kalimat yang sederhana seperti “Apa kamu butuh bantuan?” bisa memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks. Jika diucapkan dengan nada cemas dan saat teman tersebut sedang terlihat sangat stres, maka itu lebih terdengar sebagai tawaran tulus. Namun, jika diucapkan dengan nada tidak peduli di tengah diskusi santai, bisa jadi dianggap sebagai ejekan.

Implikatur dan Maksud Tersirat

Dalam komunikasi sehari-hari, sering kali kita menggunakan bahasa yang implisit. Ini dikenal sebagai implikatur, yaitu bagian dari makna yang tidak dijelaskan secara langsung namun tetap dapat dipahami oleh pendengar berdasarkan konteks. Misalnya, jika seseorang berkata, “Kacang ini enak,” di tengah makan bersama, maka ada kemungkinan besar itu adalah bentuk pujian untuk masakan tuan rumah. Namun, jika diucapkan dalam suasana yang datar tanpa ekspresi yang mendukung, bisa jadi itu hanya pernyataan biasa.

Implikatur bisa sangat berguna dalam menghindari pernyataan yang terlalu langsung, terutama dalam situasi yang sensitif. Misalnya, ketika seseorang ingin mengkritik penampilan seseorang, mereka mungkin akan berkata, “Sepertinya kamu berbeda hari ini,” alih-alih secara langsung mengatakan bahwa penampilannya kurang menarik.

Perilaku Nonverbal dalam Komunikasi

Selain aspek verbal, perilaku nonverbal juga merupakan bagian penting dari pragmatik. Ekspresi wajah, gerakan tangan, dan kontak mata dapat memberikan sinyal tambahan yang mempengaruhi pemahaman pesan. Misalnya, seseorang yang berbicara dengan nada suara rendah sambil menghindari kontak mata mungkin dianggap tidak percaya diri atau menyimpan sesuatu yang tidak ingin dia ungkapkan. Sebaliknya, orang yang berbicara dengan suara keras dan tatapan langsung mungkin dianggap percaya diri dan jujur.

Situasi seperti wawancara kerja sangat bergantung pada komunikasi nonverbal. Pekerja yang baru saja berbicara dengan tenang namun menunjukkan sikap terbuka dengan tangan dapat meninggalkan kesan positif kepada pewawancara.

Pragmatik dalam Conversational Implicature

Conversational implicature adalah teori yang diperkenalkan oleh Herbert Paul Grice, yang menjelaskan tentang cara orang berkomunikasi secara tidak langsung. Dalam teori ini, terdapat beberapa prinsip yang umumnya diikuti dalam percakapan, seperti prinsip kebenaran, relevansi, kelengkapan, dan kesederhanaan. Misalnya, jika seseorang menanyakan “Apakah kamu sudah makan?” dan teman menjawab, “Aku sudah punya rencana,” ini bisa diartikan bahwa mereka tidak mau diajak makan meskipun tidak dinyatakan secara jelas.

Prinsip-prinsip ini membantu dalam menghindari kebingungan dan salah persepsi dalam komunikasi sehari-hari. Dalam situasi berpura-pura tidak tahu menjawab, seseorang bisa memilih untuk memberikan jawaban yang tidak langsung untuk menjaga perasaan orang lain.

Pengaruh Budaya dalam Pragmatik

Budaya juga memainkan peran penting dalam pragmatik. Berbagai budaya memiliki cara berkomunikasi yang berbeda, dan apa yang dianggap sopan atau impolite dapat bervariasi. Sebagai contoh, dalam budaya Jawa, penggunaan bahasa halus sangat diapresiasi dan menunjukkan rasa hormat, sedangkan dalam budaya yang lebih langsung seperti budaya Barat, orang cenderung berbicara secara terbuka dan to the point. Ketidakpahaman terhadap nuansa budaya ini bisa menyebabkan kesalahpahaman yang signifikan dalam interaksi antarbudaya.

Dengan demikian, memahami pragmatik dalam komunikasi sehari-hari bukan hanya membantu dalam menyampaikan pesan dengan lebih efektif, tetapi juga meningkatkan kemampuan kita untuk menginterpretasikan pesan orang lain secara lebih tepat. Penggunaan pragmatik secara tepat di berbagai situasi dapat menciptakan hubungan yang lebih baik dan mengurangi potensi konflik dalam komunikasi.

Related Posts